Sabtu, 29 November 2008

COMPANY PROFILE


















AVANT PROPOS
PERS MAHASISWA; BERKELIT DAN MELAWAN

Dunia pers Indonesia telah berubah. Seiring “demokratisasi” dalam bidang politik, era state regulation yang demikian kental mewarnai kehidupan pers berakhir. Namun, bagai lepas dari mulut macan masuk mulut buaya, industri media massa jatuh ke dalam tirani baru yang tidak kalah kejamnya. Tirani kapital melalui market regulation. Demokratisasi di bidang pers yang diharapkan rupanya masih jauh panggang dari api.
“Tidak ada lagi pers perjuangan. Saat ini pers bertransformasi menjadi industri pers,” ujar seorang praktisi pers kawakan Indonesia. Media massa yang ada tidak bisa lagi diharapkan menjadi pelayan masyarakat. Mereka sibuk mengejar pendapatan iklan dan menggelembungkan tiras mereka.
Memang, harus diakui iklan dan tiras adalah nafas bagi industri media massa. Namun, yang terjadi seringkali adalah keserakahan. Keserakahan dalam saling berebut pengiklan dan pelanggan. Akibatnya? Kepentingan pembaca seringkali dikhianati. Banyak kasus dimana perusahaan media masa
Lalu, apakah peran pers sebagai the watchdog dan pelayan masyarakat telah usai? Tamat pulakah cita-cita Era Pencerahan yang sedikit banyak disematkan di pundak dunia media massa? Jawabannya belum tentu.
Seiring perubahan dunia pers menuju pasar bebas dan industrialisasi pers, tinggallah ceruk-ceruk yang tidak bisa diisi oleh pers mainstream. Salah satunya adalah pers yang tetap mengedepankan idealisme mereka. Pers mahasiswa adalah bagian dari yang tetap mempertahankan idealisme tersebut. Merekalah yang berusaha melanjutkan harapan Era Pencerahan.
Salah satu dari yang mencoba belajar mengisi ceruk tersebut adalah LPM Kompen Politeknik Negeri Malang. Sebagai lembaga pers alternatif yang tidak terikat dengan kepentingan politis maupun bisnis apapun, LPM Kompen Politeknik Negeri Malang terus berusaha untuk mengisi pasar raya informasi dengan wacana alternatif.




SEBUAH LEMBAGA BERNAMA KOMPEN
LAHIR DAN KRITISISME ERA UAPKM


Tahun 1989, mengguratkan sejarah tersendiri bagi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang. Saat itulah, eksistensi lembaga ini dimulai. Kelahiran Kompen diawali dari sebuah diskusi dan brainstorming antara beberapa mahasiswa Politeknik Universitas Brawijaya (kini berubah menjadi Politeknik Negeri Malang) dengan beberapa pihak birokrat Politeknik. Waktu itu nama yang dipilih bagi bayi Kompen adalah Unit Aktivitas Penerbitan Kampus Mahasiswa Kompen.
Nama Kompen, dipilih karena istilah “kompen” adalah sebuah istilah yang familiar dengan kalangan civitas akademika Politeknik. Kompen atau kompensasi, adalah sebuah sistem di politeknik yang mengatur “kerja tambahan” sebagai pengganti absensi mahasiswa dalam proses perkuliahan. Sejatinya, nama ini juga merupakan bentuk sindiran terhadap sistem kompensasi yang marak dijalankan di politeknik.
Selain itu, versi “resmi” Kompen menyatakan bahwa nama Kompen merupakan singkatan dari “Komunikasi Pendidikan”. Dengan nama ini diharapkan Kompen mampu menjadi media komunikasi yang bisa mendidik dan mencerahkan pembacanya dan terutama kalangan civitas akademika Politeknik Negeri Malang.
Sebagai sarana dalam menyalurkan idealisme dan memperkuat jati diri sebagai lembaga pers, Kompen menerbitkan Majalah Kompen, Buletin Perspektif, dan Mading Derap. Selain itu, Kompen juga giat dalam mengadakan acara training jurnalistik dan diskusi terbuka mengenai fenomena kekinian yang terjadi.
Seiring perubahan waktu, Kompen bertransformasi menjadi sebuah lembaga pers oposisi yang kritis terhadap fenomena sosial di lingkungan Politeknik Negeri Malang.
Jalur yang dipilih ini, tidak selamanya mulus. Bahkan kerap mendapat tentangan dari pihak yang kebakaran jenggot oleh pemberitaan Kompen.
Tercatat, majalah Kompen sempat sekali “dibredel “ oleh pihak birokrat karena menampilkan karikatur Direktur Politeknik, waktu itu, Imam Zaky. Selain itu, beberapa kali redaksi Kompen “diperingatkan” para birokrat Politeknik terkait berita yang keras dan menyangkut isu sensitif. Terakhir, majalah edisi tahun 1999-2000 sempat diadili karena mengangkat isu suksesi kepemimpinan, proyek kerjasama Politeknik dan lepasnya Politeknik dari Universitas Brawijaya. Isu-isu sensitif yang rentan membuka borok para birokrat oportunis.
Namun, akhirnya kasus “pengadilan” tadi bisa berakhir bahagia. Redaksi Kompen telah menjalankan kode etik jurnalistik dalam reportase dan penyajian beritanya. Pihak-pihak yang masih merasa tidak puas dengan pemberitaan Kompen diberi hak jawab dan dimuat dalam majalah edisi selanjutnya.
Tak hanya kritis sebagai sebagai jurnalis, sebagai pribadi, anggota kompen juga terkenal akana kekritisannya. Kekritisan personel Kompen, sebagai pribadi, diwujudkan dengan bergabung dalam Forum Aliansi Mahasiswa Pro Reformasi (FAMPR). Bahkan, anggota angkatan X yang baru masuk turut bergabung dengan FAMPR.

JATUH BANGUN MENCARI JATI DIRI DAN EKSISTENSI


19 Maret 2000, merupakan tonggak kedua dalam perjalanan sebuah lembaga bernama Kompen. Bertepatan dengan diadakannya Sidang Umum sebagai kekuasaan tertinggi dalam LPM Kompen, nama UAPKM berganti menjadi Lembaga Pers Mahasiswa Kompen Politeknik Negeri Malang.
Perubahan ini merupakan konsekuensi dari makin meluasnya tanggung jawab Kompen dari sekedar bidang penerbitan. Kompen diharapkan mempunyai media perjuangan yang lebih luas ketimbang sekedar penerbitan media cetak saja. Saat itu, website berita LPM Kompen mulai menjadi wacana.
Tahun ini pula, awal masuknya divisi sinematografi dalam struktur organisasi Kompen. Diharapkan dengan masuknya divisi sinematografi dan pembuatan website berita Kompen, lembaga ini bisa menjadi penyedia informasi one stop service.
Tahun-tahun berikutnya, LPM Kompen mulai menjalin hubungan yang intens dengan lembaga yang mempunyai garis perjuangan sama. Program ini diawali dengan menjalin hubungan akrab dengan lembaga pers di kawasan Universitas Brawijaya. Bahkan Kompen termasuk salah satu deklarator Dewan Pers Kampus (DPK) Universitas Brawijaya. DPK bertujuan sebagai sebuah paguyuban dan sebuah jaringan berita dan data diantara LPM yang ada di Universitas Brawijaya.
Seiring keikutsertaannya dalam DPK, Kompen pernah mendapat tawaran dari sebuah portal berita nasional untuk mengisi berita dari kampus. Tawaran ini, sayangnya, tidak bisa ditindak lanjuti karena tidak tercapai titik temu antara DPK dan portal tersebut dalam hal teknis kerjasama.
Masa-masa berikutnya adalah masa mengelaborasi harapan pendirian LPM Kompen dalam sebuah jati diri. Cita-cita Kompen diwujudkan dalam jatidiri Kompen sebagai sebuah “Bengkel Moral”. Sayangnya, upaya ini tidak berhasil. Bahkan Kompen sempat mengalami titik nadir pada periode 2003 – 2004.
Tahun 2004, setelah lama melakukan pembenahan internal organisasi, akhirnya Kompen bisa kembali bangun dari mati suri. Kompen kembali berproduksi menerbitkan majalah Kompen. Penerbitan ini sekaligus menunjukkan eksistensi Kompen. Majalah edisi ini terasa istimewa karena dalam pengerjaannya melibatkan seluruh sumberdaya organisasi dan dipimpin langsung oleh Sekretaris Umum LPM Kompen. Dalam masa-masa sulit kehidupan Kompen, periode 2004-2005 membiaskan secercah harapan.
Waktu terus berjalan. Periode kepengurusan telah berganti. LPM Kompen Politeknik Negeri Malang terus berusaha membenahi internal oganisasinya. Sadar akan kurangnya kapabilitas fungsionaris, pelatihan-pelatihan internal pun digelar. Perangkat-perangkat organisasi juga dicoba dibenahi. Prinsip firewall yang memisahkan antara bidang redaksi dan organisasi perusahaan, mulai diwacanakan. Hal ini tidak terlepas dari seringnya energi untuk berproduksi habis mengurusi masalah-masalah internal organisasi. Akibat paling nyata, karena sibuk membenahi masalah organisasi, masalah redaksi hanya disinggung sepintas lalu.
Namun, merubah sebuah sistem dan paradigma tidak semudah membalik telapak tangan. Wacana tentang firewall akhirnya menguap begitu saja. Sistem yang dipakai tetap merupakan sistem “warisan turun temurun” yang sudah tidak bisa menghadapi tantangan jaman. Akibatnya? Permasalahan yang inheren dengan penerapan sistem tersebut berkait kelindan dengan permasalahan lain. Ditambah lagi, visi, misi dan tujuan organisasi yang tidak jelas dan tidak tersosialisasikan dengan baik. Bahkan, organisasi ini nyaris kembali mati suri dan dilanda perpecahan internal sebagai wujud ketidakmengertian dan frustasi dalam berorganisasi. Frustasi karena tidak adanya kepuasan dan tidak adanya proses pembelajaran dalam berorganisasi.
MENETAPKAN ARAH, KEMBALI KE FITRAH
Akhirnya, setelah melalui proses pencarian jati diri yang cukup panjang dan menguras tenaga, struktur organisasi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang kembali dirombak. Peristiwa bersejarah terjadi dalam momen Sidang Umum LPM Kompen periode 2008 – 2009. Dalam sidang yang dilaksanakan 13 Januari 2008 ini, visi, misi dan tujuan LPM Kompen Politeknik Negeri Malang ditetapkan.
Dalam rumusan ini visi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang adalah,” Menjadi lembaga pers mahasiswa yang kreatif, kritis dan dinamis.” Misi LPM Kompen adalah, ” 1). Memberikan wacana alternatif kepada civitas akademika Politeknik Negeri Malang. 2). Menampung, mengembangkan dan menyalurkan minat serta bakat mahasiswa Politeknik Negeri Malang di bidang jurnalistik, fotografi, desain grafis dan penerbitan.”
Sedangkan tujuan dari LPM Kompen dirumuskan sebagai berikut,” 1).Sebagai kontrol sosial terhadap kehidupan civitas akademika dan infrastruktur yang mendukung di Politeknik Negeri Malang pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. 2). Membentuk opini masyarakat yang mendukung terciptanya lingkungan civitas akademika yang kondusif.”
Dari landasan organisasi tersebut, Kompen berusaha untuk kembali ke fitrahnya sebagai sebuah lembaga pers. Namun, pastinya, tetap tidak menafikkan tugasnya sebagai pengemban cita-cita Era Pencerahan. Sebagai lembaga pers, concern utama Kompen tetap di jalur jurnalistik. Tetapi, tetap tidak melupakan tugasnya sebagai lembaga kontrol sosial. Sebuah jalur perjuangan yang telah lama dilalaikan.
Demi mensukseskan dalam menerjemahkan visi, misi dan tujuan dalam kerja keseharian, Kompen melakukan perubahan yang cukup revolusioner dalam struktur organisasinya. Perubahan yang paling mencolok adalah dipisahkannya antara bagian redaksi dan bagian perusahaan (organisasi). Lebih lengkap struktur organisasi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang adalah sebagai berikut :


JURNALISME DENGAN SIKAP


Kompen Media Network adalah sebuah jaringan berita dan media yang dimiliki LPM Kompen. Jaringan ini meliputi : Majalah Kompen, Buletin Perspektif, Mading Derap. Kompen Media Network dipimpin seorang pemimpin redaksi yang mengkoordinasi pemimpin redaksi media-media yang tergabung di dalamnya. Pemimpin Redaksi Kompen Media Network inilah yang akan memberi arah pemberitaan seluruh media yang tergabung.
Sistem jaringan berita ini dipilih untuk mensiasati keterbatasan sumber daya dalam produksi berita. Berita dari reporter Kompen Media Network bisa dimuat dalam semua media yang dimiliki LPM Kompen Politeknik Negeri Malang.
Selain itu, sistem ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi Kompen. Berita yang dimuat dalam media-medianya, tidak lagi terputus-putus antara satu media dan media yang lainnya. Berita yang memerlukan tingkat aktualitas tinggi maupun breaking news bisa dimuat di media online yang bersifat real time. Running dari berita tersebut bisa dimuat di Majalah Dinding Derap atau buletin Perspektif. Sedangkan berita tersebut bisa dianalisa lebih mendalam di Majalah Kompen ataupun Tabloid Jernih.
Sebagai sebuah lembaga pers alternatif, kebijakan berita Kompen tidaklah mendewakan “obyektivitas”. Bagi Kompen, kenyataan yang ada sekarang bukanlah suatu kenyataan obyektif. Semua adalah konstruksi sosial. Dalam konstruksi tersebut, banyak pihak yang (di)lemah(kan). Adalah sebuah tugas bagi Kompen untuk memberikan advokasi dan ruang lebih bagi mereka yang (di)lemah(kan) itu. Jurnalisme dengan sikap. Itulah kebijakan pemberitaan Kompen.

PRODUSEN WACANA ALTERNATIF

• Majalah Kompen
Majalah Kompen adalah produk unggulan dari Kompen Media Network. Majalah ini, rencana awalnya, terbit tiap semester. Tiras majalah ini sekitar 500 eksemplar. Persebaran majalah, selain untuk kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Malang, juga mencakup seluruh Lembaga Pers Mahasiswa yang menjadi jaringan LPM Kompen Politeknik Negeri Malang.
Majalah ini berisi liputan mendalam mengenai fenomena yang ada di sekitar civitas akademika Politeknik Negeri Malang. Tidak hanya kejadian maupun fenomena yang terjadi di internal Politeknik, majalah Kompen juga berusaha untuk mengungkap fenomena yang terjadi di luar lingkup kampus.
Disajikan dengan gaya bertutur, semi naratif, majalah ini berusaha untuk menjadi produk jurnalistik yang bermutu dan bisa memuaskan pembaca. Selain itu, gaya penulisan ini diharapkan mampu memberikan perspektif dan kenikmatan baru dalam menikmati berita. Demi kepuasan pembaca juga tentunya.
• Buletin Perspektif
Buletin Perspektif merupakan media komunikasi yang bersifat internal bagi civitas akademika Polteknik Negeri Malang. Terbit setiap bulan, Perspektif, mempunyai tiras 500 eksemplar. Persebaran buletin ini dikhususkan pada civitas akademika Politeknik Negeri Malang.Sesuai namanya, Perspektif diharapkan bisa membawa perspektif baru bagi pembacanya.
Dalam pemberitaannya, Buletin ini diniatkan mampu melihat the other side of coin dari fenomena yang terjadi. Hal ini sesuai dengan niatan awal Kompen untuk memberikan wacana alternatif bagi publik.
• Majalah Dinding Derap
Mading Derap, pada awalnya difungsikan sebagai media pembelajaran. Sebelum menulis di media lainnya, seorang fungsionaris diharuskan terlebih dulu
menulis di Mading Derap untuk beberapa waktu. Hal ini dimaksudkan sebagai
ajang perubahan iklim pers dari pers yang bersifat “anak SMA” ke pers mahasiswa. Namun, mengingat Mading juga merupakan sebuah media yang serius, tanpa melupakan fungsi pembelajarannya, pengelolaannya disamakan dengan media lainnya. Walaupun tenaga redaksinya, biasanya, fungsionaris yang masih baru, mereka juga wajib menjalankan kebijakan redaksi Kompen Media Network.
Mading ini diterbitkan tiap 2 minggu sekali. Lokasi penempatan mading, hingga saat ini baru ada di depan bengkel elektronika, Politeknik Kampus Veteran. Dalam waktu dekat, rencananya, akan bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang ada untuk mengerjakan mading yang ada di tiap jurusan.

“PERUSAHAAN” KOMPEN
TULANG PUNGGUNG KEHIDUPAN KOMPEN

Dalam sebuah pertempuran, peran paling vital bukan hanya pasukan penyerbu belaka. Para pejuang yang berada di garis belakang juga memiliki peranan yang tak kalah vitalnya. Begitu pula peran perusahaan yang ada di LPM Kompen. Mereka tidak kalah pentingnya berperan menjaga eksistensi LPM Kompen.
Penyakit akut yang selama ini mendera Kompen adalah banyaknya permasalahan internal. Akibatnya? Permasalahan ini merembet dan menyebabkan nyaris seluruh kegiatan Kompen mati suri. Bahkan eksistensi Kompen mulai dipertanyakan.
Oleh karena itulah, dalam perubahan terakhir ini, peranan perusahaan dalam Kompen menjadi sedemikian strategis. Mereka dituntut, bukan saja menjaga kehidupan Kompen, namun juga menjadi otak dalam pengembangan organisasi, terutama fungsionarisnya ke depan.
Apalagi, sebagai sebuah lembaga nirlaba yang bersifat cair, sangat sulit menerapkan sistem task oriented dalam Kompen. Sifat Kompen sebagai paguyuban, membuatnya memilih sistem human oriented dalam kerjanya. Konsekuensinya? Tentu saja kinerja Kompen tidak bisa dinilai hanya dari produk media dan kegiatan yang dihasilkan. Proses pembelajaran dan kepuasan bagi fungsionaris menjadi faktor yang terlalu penting untuk dinegasikan.
Dalam kesehariaan, Perusahaan Kompen dipimpin oleh seorang Pemimpin Perusahaan. Pemimpin Perusahaan ini membawahi tiga divisi, yaitu: Divisi Rumah Tangga, Divisi Hubungan Masyarakat, dan Divisi Penelitian dan Pengembangan. Selain itu, Pemimpin Perusahaan juga membawahi Sekretaris Umum dan Bendahara Umum LPM Kompen.
Dengan divisi-divisi tersebut di atas, bisa disimpulkan bahwa peran perusahaan di Kompen tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan bisa dibilang bahwa perusahaan ini merupakan bagian strategis sebagai penunjang kehidupan LPM Kompen dalam melayani khalayak pembaca.

PARA PENUNJANG KEHIDUPAN KOMPEN
 Divisi Rumah Tangga
Divisi ini, sesuai dengan namanya, berperan sebagai “pangemong” para anggota. Mulai dari menciptakan suasana kondusif hingga menjaga agar fasilitas, sarana dan prasana inventaris tetap siap tempur, adalah tugas divisi ini. Selain itu, divisi ini bertugas sebagai “pemadam kebakaran” dalam setiap percikan yang ditimbulkan friksi-friksi yang lazim terjadi dalam keseharian.
Divisi Rumah Tangga, juga berperan dalam beberapa fungsi personalia dalam LPM Kompen. Rangkaian kegiatan penerimaan anggota, diklat, penilaian, hingga fungsi konseling, juga merupakan tugas dari divisi ini.
Divisi ini, secara singkat, adalah divisi yang paling bertanggungjawab terhadap kepuasan para fungsionaris LPM Kompen. Simpelnya, bagaimana membuat anggota yang dulunya masuk ke LPM Kompen dengan merengut bisa keluar dari pintu LPM Kompen dengan tersenyum. Bahkan, ketika sudah berada di luar sistem masih terikat secara moral dan batin dengan LPM Kompen.

• Divisi Hubungan Masyarakat
Divisi Hubungan Masyarakat, berfungsi sebagai bagian dari Kompen dalam membentuk dan memelihara jaringan dengan para relasi. Relasi Kompen bukan hanya sesama rekan di Komplek Sekretariat Bersama saja. Juga bukan hanya sesama LPM yang ada. Relasi bagi Kompen juga bisa berarti stakeholder Kompen. Pembaca, birokrat Politeknik Negeri Malang, pengiklan, bahkan alumni LPM Kompen juga adalah stakeholder Kompen. Selain itu, Divisi Humas juga berperan sebagai marketing iklan. Divisi ini, walaupun dalam keseharian tugasnya tidak terlepas dari divisi lain, bertugas memetakan dan menjalin hubungan bisnis dengan pengiklan potensial.
• Divisi Penelitian dan Pengembagan
Sebagai think tank dari LPM Kompen, Divisi Litbang bisa dikatakan sebagai otak dari lembaga ini. Divisi ini bertugas sebagai badan riset dan yang memantau perkembangan mikro dan makro organisasi, termasuk juga cara mensiasati setiap perubahan yang terjadi. Tugas utama dari Divisi Litbang adalah merumuskan dan merekomendasikan konsep yang sesuai dalam manajemen LPM Kompen. Saat ini, PR terbesar bagi
Divisi Litbang, adalah merumuskan hubungan pertanggungjawaban fungsionaris dengan stakeholder. Pengembangan skill dan kapabilitas dari fungsionaris juga merupakan
kewenangan dari divisi ini. Pengembangan skill dan kapabilitas ini bisa berupa diklat, upgrading, forum diskusi, dan juga penerbitan khusus. Selain dari tugas di atas, divisi ini juga berfungsi sebagai pusat data dan referensi dalam LPM Kompen. Seperti diketahui, peran data dan informasi, walaupun dalam kenyataannya masih sering dipandang remeh, sangat penting terutama bagi sebuah lembaga pers.
Apabila Divisi Rumah Tangga, bertanggung jawab pada kepuasan fungsionaris, Divisi Litbang bertanggung jawab pada peningkatan skill fungsionaris. Atau dengan bahasa sederhananya, bagaimana membuat orang yang masuk LPM Kompen tanpa bekal skill jurnalistik apapun, saat keluar dari pintu Kompen, bisa mendapat nilai tambah (ilmu) sebagai benefit baginya.
 Sekretaris Umum
Peranan sekretaris umum dalam LPM Kompen sempat mengalami perubahan dari format awal sebagai wakil dari Pemimpin Umum. Saat ini, peranan sekretaris umum dikembalikan ke fungsi kesekretariatan.
Tugas utama dari sekretaris umum, selain menjalankan fungsi kesekretariatan, juga berfungsi untuk menjalankan peran dokumentasi. Fungsi dokumentasi ini sangat penting karena selama ini dokumentasi mengenai daily activities dari tiap kepengurusan nyaris tidak pernah terpikirkan. Akibatnya, terjadi semacam keterputusan sejarah antar generasi. Untuk itulah diperlukan sebuah sistem yang mampu menjamin adanya keberlanjutan sejarah dari tiap generasi.
 Bendahara Umum
Bendahara Umum, memiliki fungsi amat vital bagi pengelolaan keuangan LPM Kompen. Tugas utamanya adalah membuat perencanaan keuangan, pencatatan keuangan, dan pengontrolan aktivitas keuangan. Peranan Bendahara Umum sangat penting dalam mengatur kegiatan keuangan LPM Kompen agar tidak “kehabisan bahan bakar” sampai berakhirnya periode kepengurusan.Bendahara Umum, wajib merancang sistem pengendalian dana yang ada di Kompen. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya “kebocoran” dalam penerimaan dan penggunaan dana lembaga.

Sebuah Epilog
JATUH BANGUN; SEBUAH USAHA UNTUK TETAP MELAYANI
Demikianlah sekelumit hal tentang sebuah lembaga pers mahasiswa yang bernama Kompen. Ada cerita kejayaan. Ada juga cerita keterpurukan. Dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan.
Namun, di antara seluruh kisah tersebut ada benang merah yang menghubungkan. Sebuah keinginan untuk terus selalu berproses. Berproses menjadi yang terbaik. Sebuah usaha untuk memberikan yang terbaik bagi para stakeholder, terutama bagi khalayak pembaca dan pengguna informasi.
Yang jelas, saat ini, LPM Kompen Politeknik Negeri Malang kembali hadir dengan organisasi yang lebih solid. Kompen kembali siap memberikan yang terbaik bagi para khalayak pembaca dan stakeholder lain. Dengan sinergi antar bagian, pembagian tugas yang jelas, juga digawangi oleh para fungsionaris yang kompeten, LPM Kompen siap melayani segala kebutuhan informasi. Terutama bagi mereka yang ingin melihat suatu permasalahan dari sudut pandang berbeda. Mereka yang berjiwa progresif, dan berani mencoba menerobos batasan - batasan konstruksi sosial. Konstruksi yang sarat dengan hegemoni kekuasaan dan kepentingan.